Tuesday, October 27, 2015

Mau Ta'aruf?

Bismillah..

" Kapan NIKAH??" Ini adalah pertanyaan terHOROR didunia per-jomblo-an yang notabene sudah siap menikah tapi sayangnya masih jomblo. Duh siannya...*tiduran di rel*
itu juga pernah aku alami lah. sebagai jomblo -ehm- mulia (insya Allah) yang berprinsip jomblo sampai halal, karena aku mau pacaran sama orang yang sudah menikahi aku aja nanti, Aku sih santai aja.. jomblo kan bukan berarti gak laku, tapi Allah lagi siapkan pasangan yang terbaik untuk kita nanti diwaktu yang tepat. (kita? oke, aku lebih tepatnya). siiip?
"mau sampe kapan jomblo?" " Ya sampe halal lah,"kataku.
"masa sih gak punya pacar?, "minimal adalah yag deket, gak mungkin gak ada" , "jadi gimana nanti kalo katanya mau langsung nikah aja tanpa pacaran, kan belum tau seluk beluknya tau-tau dia nanti tukang pukul gimana?" Ini pertanyaaan lebih ekstrim daripada kapan nikah. Aku sadar, mungkin masih banyak orang di luar sana yang belum paham konsep perkenalan sebelum menikah dalam islam, yang disebut TA'ARUF. Secara bahasa ta'aruf artinya berkenalan atau saling mengenal. Didalam ta'aruf, kita juga harus mengetahui kaedah kaedahnya. Apa aja sih kaedah taaruf? 
Yang terpenting adalah MENJAGA INTERAKSI 
Masih banyak juga orang di luar sana yang suka menggunakan istilah ta'aruf sebelum menikah. Tapi nyatanya mereka menyalahartikan taaruf itu sendiri hingga akhirnya melenceng dari makna berkenalan yang sebenarnya. Disini konteksnya adalah ta'aruf yang memang kedua belah pihak sudah siap menikah. sekali lagi. SUDAH SIAP NIKAH. Bukan hanya untuk yang menye-menye penjajakan dalam jangka waktu yang lama. Ujungnya-ujungnya apa? MODUS. Karena yang baik adalah jarak antara ta'aruf dengan melanglungkan akad adalah paling lama 3 bulan, jika memang lebih dari jangka waktu tersebut namun memang ada alasan yang benar-benar syar'i dalam hal ini maka boleh. tapi tetap, tidak boleh terlalu lama. Tidak baik. 
"Ukhti, Ane mau ta'aruf sama anti, boleh?
*sms diterima* *si akhwat mesem-mesem* *dan kemudian...bla bla bla..

Hati hati. 
Niatnya sih baik si ikhwan  berkeinginan untuk ta'aruf kepada  akhwat, tapi caranya ituloh masbro.. yang jadi membuat makna taaruf itu sendiri diluar koridor syar'i. Dalam taaruf diperlukan PERANTARA. Pihak ketiga. Bisa orangtua, saudara (kakak atau abang), guru (dalam hal ini guru mengaji), atau orang yang dipercaya untuk bisa menjadi konsultan perantara dalam proses ta'aruf ini. Ituah yang membuat konteks ta'aruf tetap terjaga selama prosesnya. Kan inginnya pernikahan yang syar'i, maka tiap prosesnya pun harus selalu dijaga. No Khalwat Until Akad. Jangan berdua-duaan sebelum akad diucapkan. Kalo berdua-dua nanti ada apa hayoooooo?

"Janganlah seorang lelaki dan seorang wanita berdua-duaan bersama karena syaitan akan hadir sebagai orang ketiga" (HR. Ahmad, al Musnad,1/18)

"Kalo ga pacaran gimana mau tau sifat-sifatnya? tau-tau pas ta'aruf baik, eh pas nikah keluar semua aslinya, tukang pukul misalnya." Naaaah.. dalam proses ta'aruf tidak serta merta main comot. atau istilahnya beli kucing dalam karung. Tidak. Tidak demikian. Pihak perantaralah yang membantu mencari informasi mengenai calon pasangannya. Bisa melalui orangtuanya, keluarganya, tetangganya, atau sahabat-sahabat dekatnya. karena kata Rasulullah, Seseorang itu bergantung dengan siapa dia berteman. Kalau mau tahu gimana karakternya, sedikit banyaknya lihat aja siapa temannya. Pastikan memang informasi yang diberikan itu adalah akurat. Itulah mengapa pihak ketiga diperlukan orang yang amanah. dapat dipercaya, bukan yang sembarangan. 

Yang terakhir PERBANYAK DOA. Gimanapun, Allah lah yang Maha membolak-balikkan hati. Jadi senantiasalah untuk berdoa kepada Allah, minta selalu petunjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah dalam proses ta'aruf ini. Semoga niat ta'aruf memang benar karena Allah. Karena ingin pernikahan yang berkah, maka minta sama Allah agar diberkahi setiap prosesnya. Semoga Allah berikan yang terbaik. Yang perlu diingat, Jodoh adalah setelah akad nikah. Kalau masih ta'aruf  tetap jaga prosesnya, Jangan ngerasa saling memiliki yah, karena diri sendiri saja bukanlah milik kita.
Wallahua'lam


Salam Cinta,
Bengkulu, 10.42 pm 

No comments:

Post a Comment