Masalahnya adalah ketika hati ini telah merasakan 'sesuatu' maka cepat"lah bermuhasabah diri.. apa yang salah dalam diri kita? mengapa timbul rasa cinta selain cinta padaNya? atau mungkin hanya sekedar. Emang nggak boleh ya? dikiiit..aja.(*nah lho?). Disini akhwat yang saya maksud adalah akhwat yang 'terjun' dalam sebuah organisasi atau manhaj harakah atau gampangnya organisasi islam.
Berikut percakapan antara akhwat :
Nina: “rah, mau nanya donk!”
Sarah: “nanya apa?!“
Nina: “tapi, kamu jawab yang jujur ya!”
Sarah: “iya, emang apa?”
Nina: “kamu pernah jatuh cinta ga?”
Sarah terdiam cukup lama. Sambil berjalan di gang yang tak begitu lebar, Sarah menanyakan pada dirinya sendiri: ”Pernahkah aku jatuh cinta?”
Nina yang berjalan di depan Sarah memperlambat langkah agar mereka bisa berjalan sejajar dan Nina menunggu jawaban dari Sarah.
Sarah: “iya, pasti-lah pernah!” (bohong, jika ada yang mengatakan tidak pernah jatuh cinta, pikir Sarah)
Nina: “sama ikhwan?! Baru-baru ini?! (Nina hanya memastikan bahwa sahabatnya itu pernah jatuh cinta dengan ikhwan; akhwat jatuh cinta sama ikhwan!)
Sarah: “emmm, mungkin lebih tepatnya kagum! Ya, kagum! Hanya sebatas itu.” (Sarah mengoreksi jawabannya. Sarah pikir selama ini rasa itu hanya sebatas rasa kagum, gak lebih)
Nina: “yup! Lebih tepatnya kagum! Aku kira orang kayak kamu gak bisa jatuh cinta!”
Sarah: “loh, kenapa kamu mikir kayak gitu?!”
Nina: “ya, akhwat kayak kamu itu kayaknya gak mungkin punya perasaan apa-apa sama ikhwan, gak mungkin jatuh cinta. Kamu itu kalem, pendiem, berwibawa banget. Ya gak mungkin-lah.”
Sarah: “Tapi, nyatanya, aku bisa kagum juga kan sama ikhwan?! Itu mah fitrah kali!”
Yup! Yang namanya kagum, apalagi kagum antar lawan jenis, hal itu mah wajar-wajar aja. Yang gak wajar itu, kalo rasa kagum yang ada pada diri kita malah membuat kita melakukan hal-hal yang gak sepantasnya dilakukan (apaan tuh?!), apalagi oleh ikhwan akhwat loh. Berat euy sandangan ikhwan akhwat itu. Yang ada di pikiran kebanyakan orang nih, yang namanya ikhwan akhwat itu gak nganut yang namanya pacaran. Ikhwan akhwat lebih nganut sistem ta’aruf sebelum nikah. Gaya pacaran ikhwan akhwat, ya setelah mereka nikah nanti.
Nih, bukti kalo orang umumnya udah nganggap ikhwan akhwat gak nganut system pacaran.
Di sela-sela praktikum ada sebuah kelompok yang isinya perempuan semuanya bahkan asisten laboratoriumnya (aslab) juga perempuan. Saat menunggu campuran di refluks, yang namanya perempuan kalo lagi gak ada kerjaan pasti ngobrol-ngobrol. Nah, di saat-saat menunggu itulah, terjadi sebuah obrolan di antara kelompok itu bersama aslab-nya. Dan yang diomongin sama perempuan ya gak jauh dari laki-laki. Mereka membicarakan tentang pacar mereka satu persatu. Di kelompok tersebut ada seorang akhwat. Nah, ketika semuanya telah bergiliran menceritakan tentang pacarnya, tinggal si akhwat inilah yang belum bercerita. Kemudian akhwat ini bertanya: “Kok pada gak nanyain aku sih?”, dengan gaya sok lugunya.
Sang aslab-pun langsung spontan menjawab: “kalo kamu mah gak usah ditanyain, nanti juga tiba-tiba undangan nyampe di tanganku.”
Yah.. begitulah pandangan orang lain(ammah) terhadap seorang akhwat dan ikhwan. Mereka beranggapan bahwa memang ikhwan akhwat itu ya gak boleh pacaran, apalagi jatuh cinta! Lantas, gimana caranya ikhwan-akhwat berinteraksi? bukankah image"menundukkan pandangan" udah jadi predikat ikhwan-akhwat?Yup! Menjaga Hijab! Disini hijab yang saya maksud tidak hanya kain lebar yang menjadi pembatas antara imam dan makmum ketika sholat berjam'ah namun lebih menitik beratkan ke qolbu(hati). Ketika mata ini telah sukses untuk menundukkan pandangan, maka bagaimana dengan hati? apakah juga sukses untuk kita jaga? Wollohu'alam.
“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati” (QS 64:4).
Saya pernah mengikuti training siyasah. Ketika itu sang trainer sedang meyampaikan bbrpa materi penting tentang teori konstitusi politik, disela" ceramahnya beliu bilang,"Akhi..Ukhti.. Ghodzul Bashar(Menundukkan pandangan) itu bukan disini(sambil menunjukkan matanya) tapi disini akhi.. ukhtii..(menunjuk ke dadanya,maksudnya adalah hati). Sontak.. saya terhenyak dan beristighfar. Benar apa yang dikatakan beliau. Bahwa hati.. hatilah yang harus kita jaga.
Begini kira".. ketika seorang akhwat dan ikhwan sedang melakukan agenda mingguan yaitu syuro(rapat) yang dilakukan di musholla. Interaksi pun berlangsung baik, karena ada hijab(kain pembatas). sang akhwat pun lebih leluasa terhadap gerak gerik yang sebenarnya tidak layak untuk dilihat ikhwan, tp kembali lagi..karena ada hijab, maka "aman"lah.. Candaan kecilpun mengalir ditengah" syuro,(lagi- lagi.. kan ada hijab.. jadi gak tau lelucon itu datang dari siapa dan bagaimana sang akhwat/ikhwan mengekspresikannya).
Bukankah suara juga bisa dikenali ketika intensnya berinteraksi dengan ikhwan dan akhwat tersebut? Siapa bisa menjamin, dibalik hijab yang begitu tebal ada segumpal daging yang sedari tadi turut dalam alur cerita yang mengakibatkan terjadinya 'sesuatu'? Yah itulah hati. "Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati ".(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ingat! Apa yang tersembunyi dalam hati kita, Allah juga akan mengetahuinya. Bisa saja kelihatan dari luar, interaksi ikhwan akhwat biasa-biasa saja, namun ternyata di balik hatinya atau di balik hijab itu ada ‘sesuatu’ yang aneh dengan interaksi itu. Ya, semoga kita bukan termasuk ke dalamnya. Kalaupun sudah terlanjur berbuat seperti itu maka marilah kita sama-sama mengazamkan dalam diri untuk menjaga interaksi itu.
Nah.. itu tadi interaksi antara ikhwan dan akhwat, yang notabenenya adalah udh saling paham. Bagaimana dengan interaksi seorang akhwat dengan seorang lelaki hanif terlebih dia menaruh rasa terhadp si akhwat.
Suatu hari si akhwat(A) mendapat sms dari seorang lelaki(L)
L: Assalamualaikum, apa kabar ukh? lagi ngapain nih?
A: (Agak lama membalas, karena sudah sering mendapat sms dari si L dengan pertanyaan yang sama. Akhirnya memilih untuk tidak membalas)
dua hari kemudian
L: Assalamualaikum, apa kabar ukh? lagi ngapain nih?
A:(tidak ingin dibilang sombong maka ia jawab seadanya.) Wa'alaikumslm. alhmdllh baik. lagi duduk.
L: ooh..syukurlah, gimana liburannya?
A: (menjawab seadanya) Yah biasa aja.
L: kok biasa ja? gak jalan-jalan nih?
A: Gak
Begitulah seterusnya dan seterusnya si akhwat tetep pada jawaban singkatnya. b ditanyak L maka b pulalah yang dijawab A tak lebih.
Yang jadi pertanyaan, apakah itu bisa menjamin bahwa akhwat bisa menjaga hati dengan hanya membalas dengan singkat agar tidak dicap sombong atau tidak ada pulsa?! Yakinlah, sebenarnya dihati kecil si akhwat adalah Menjerit terhadap penyesalan yang dirasakannya.Keimanan yang telah dia bangun dengan susah payah terobek begitu saja, hati yang tadinya dijaga dengan lebarnya jilbab telah ternoda, izzah(harga diri) pun telah tergadai dengan murahnya, hijab pun telah tersingkap…
Ketegasan! yah yang diperlukan adalah ketegasan. Karena saya yakin. Jika ini terjadi diantara kebnyakan adalah, kondisi si Lelaki yang tidak paham atau mungkin telah paham kondisi akhwt namun tetap saja ingin berusaha menjaga si akhwat agar tidak "lari". Tegas bukan berarti marah. Sampaikanlah dengan kata-kata pilihan sebaik mungkin agar dia(lelaki) itu mudah menyerap apa sebenarnya mau kita. Karena jika hal ini terus terjadi, terus-terusan pula hati ini berpenyakit. Hentikan dengan cara yang baik dn wahai akhwat.. jika perasaan ini terus berkecamuk, berdoalah kepada Sang Maha Cinta. Karena cukup Allah lah bagi mu..dan bagiku. Bersabarlah, jika jodoh tidak akan lari kemana. Bukankah tulang rusuk tidak akan tertukar?
Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sbuah asa yang tak semestinya…
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai…
Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…
Ketika Akhwat Jatuh Cinta…
Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…
Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…
Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…
Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…
Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan…
Alangka kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…
Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…
Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…
Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…
Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya…
Maka yakinlah… Semuanya akan baik-baik saja…
Semua Akan Indah Pada Waktunya…
(by: dakwah_islam;Ketika Akhwat Jatuh Cinta)
Semoga bermanfaat!:-)
Khususon bagi saya yang berusaha untuk tetap terus menjaga hati ini..
No comments:
Post a Comment